Skip to main content

Posts

Showing posts from 2017

Kutipan Mutiarakata dari Fulton Sheen (1)

”Penderitaan tanpa cinta adalah penderitaan atau neraka. Penderitaan dengan cinta adalah pengorbanan. Cinta tidak memiliki kekuatan untuk membunuh penderitaan atau memusnahkannya, tapi cinta memiliki kekuatan untuk mengurangi penderitaan.” —Fulton Sheen, dari buku “Life is Worth Living” “Sesal terhadap dosa adalah tujuan untuk mengabaikan ego. Ini sulit dilakukan. Terkadang hal tersebut seperti  dikuliti hidup-hidup, mengupas dosa dan membuangnya, mengambil tujuan perbaikan diri yang teguh…Saya percaya bahwa sebagian besar orang menyesal terhadap dosa mereka bukan karena mereka sangat takut kehilangan surga dan takut akan neraka, melainkan karena mereka telah melukai Tuhan kita. Kendati demkian, Saliblah yang menunjukkan dimensi dosa. Tak ada seorangpun yang melihat dosa dengan seksama dalam ketelanjangannya sampai ia memahami tentang penebusan.”-  Fulton Sheen “ Toleransi hanya berlaku pada orang-orang, tidak pernah pada prinsip. Intoleransi hanya berlaku pada pri...

Kutipan Mutiarakata dari Fulton Sheen (2)

“Prinsip-prinsip moral tidak tergantung pada keputusan mayoritas. Salah adalah salah, bahkan bila semua orang salah. Benar adalah benar, bahkan ketika tidak seorangpun yang benar.” “Bagaimana Allah akan menghakimi hidupku, aku tidak tahu, tapi aku percaya Ia akan melihatku dengan kerahiman dan belas kasih. Aku hanya yakin akan ada tiga kejutan di surga. Pertama, aku akan melihat beberapa orang yang tidak pernah kuharapkan untuk kulihat. Kedua, akan ada sejumlah orang yang aku harapkan yang tidak ada di sana. Dan – bahkan bergantung pada kerahiman Allah – kejutan terbesarnya adalah bahwa bisa saja aku akan berada di sana. Ketika catatan tentang kehidupan manusia ditulis, ada tiga pasang mata yang melihatnya dalam terang yang berbeda. 1. Seperti aku melihatnya. 2. Seperti orang lain melihatnya. 3. Seperti Allah melihatnya.” “Dalam setiap persahabatan hati bertumbuh dan bergabung bersama, sehingga dua hati tampak menjadi satu hati dengan satu pikiran bersama. Itulah alasannya me...

Kasih (Bapa) yang tidak bersyarat

ALLAH setiap waktu mengasihi Anda tanpa syarat. Beberapa orang mungkin mempercayai bahwa kasih Allah hanya berlaku dalam kondisi tertentu. Saat anak yang terhilang ingin kembali pada bapanya, dia berpikir bahwa dirinya bisa kembali sebagai hamba dalam rumah dan ladangnya. Dia akan mengatakan pada bapanya bahwa dia tidak layak lagi disebut sebagai anak, tetapi dia dapat melayani bapanya. Ini adalah pengakuan klasik dari seorang Kristen yang berada di bawah hukum Taurat: “Bapa, aku telah berdosa! Aku tidak layak lagi untuk menjadi anak-Mu, tetapi jika Engkau mau mengampuni aku lagi, aku akan melayani-Mu dan bekerja lebih keras untuk-Mu.” Saat anak itu semakin mendekat ke rumahnya, bapanya telah melihat dia dari kejauhan dan bapanya berlari menyambutnya! Dia bersukacita karena mendapatkan kembali anaknya dan menciumnya. Anak itu tidak sempat mengutarakan maksudnya. Bapanya tidak mempermasalahkan apakah anak itu mau bekerja keras atau tidak – dia hanya bahagia karena anaknya te...

Kekristenan, ekspresi dari kehidupan Kristus

Kekristenan bukanlah sebuah tiruan dari kehidupan Kristus. Kekristenan adalah ekspresi dari kehidupan-Nya. Saat seseorang berfokus pada menirukan Kristus, dia akan terobsesi dengan melakukan yang benar dan menghindari yang salah. Jelas sekali, seorang Kristen haruslah melakukan yang benar dan menghindari yang salah tetapi banyak orang di gereja modern sepertinya memutarbalikkan urutannya. Alkitab tidak pernah menyarankan agar kita bertindak dengan cara tertentu agar menjadi orang benar. Segala usaha untuk mencapai kebenaran melalui perilaku kita hanya akan menuju kepada kebenaran pribadi. Saat seseorang menerima Kristus, ia diberi nature (kodrat ilahi) dari Yesus itu sendiri. Petrus mengatakan bahwa kita telah “mengambil bagian dalam kodrat ilahi” (2 Petrus 1:4). Seorang Kristen tidak perlahan-lahan semakin menjadi orang benar – ia telah diberi anugerah kebenaran dalam pribadi Kristus! 2 Korintus 5:21 mengatakan, “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dos...

Gaya Hidup dan Nilai-nilai

Gaya hidup kita tidaklah dibangun atas nilai-nilai – nilai Kekristenan atau yang lainnya. Kehidupan kita adalah Kristus: Saat kita tinggal di dalam Dia, kebenaran-Nya dinyatakan melalui sikap hidup kita. Bila terlepas dari Dia, perbuatan “baik” kita hanyalah sekedar kegiatan agama yang kosong. Yesus berkata, “Diluar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Kita dapat berkhotbah, berdoa, mengajar, bersaksi, memberi dan melakukan ratusan hal lainnya, sekalipun semua hal itu ditambahkan tetap saja tidak ada harganya di mata Allah bila kita tidak tinggal di dalam Kristus. Jangan terjebak dengan kehidupan yang berdasarkan nilai-nilai. Hiduplah oleh hidup-Nya. Peniru Kristus adalah agama kosong. Menjadi ekspresi dari Kristus adalah Kekristenan yang sejati. Sebuah tiruan tidak akan sebaik yang aslinya. Jangan puas hanya menjadi tiruan murahan. Tinggallah di dalam Dia! (Dr. Steve McVey, globalgracenews.org)

Kutipan dari St Agustinus dari Hippo

“Lebih mudah menginginkan sesuatu dari Tuhan dan bukan menginginkan Tuhan sendiri; seolah-olah Karunia atau hadiah lebih disukai daripada Sang Pemberi.” – St. Agustinus “Engkau ingin bangkit? Mulailah dengan turun ke bawah Engkau merencanakan membangun menara yang menembus awan? Letakkan dahulu fondasi kerendahan hati Kesombonganlah yang mengubah malaikat menjadi iblis Kerendahan hatilah yang membuat manusia sebagai malaikat.” – St. Augustinus

Kita tidak bisa hidup bila terpisah dari Kristus.

”Tuhan kita memiliki kekuatan untuk meletakkan kehidupan-Nya dan mengangkat-Nya kembali. Tapi kita tidak bisa memilih berapa lama kita akan hidup, dan kematian datang pada kita bahkan ketika hal tersebut bertentangan dengan kehendak kita. Kristus, dengan wafat-Nya, telah mengatasi kematian. Kebebasan kita dari kematian berasal dari kematian Kristus. Untuk menyelamatkan kita Kristus tidak memerlukan kita. Namun tanpa Kristus, kita tidak bisa melakukan apapun. Ia memberikan diri-Nya bagi kita seperti pokok anggur dan rantingnya; kita tidak bisa hidup bila terpisah dari Kristus.” – St. Agustinus dari Hippo

Doa St Agustinus dari Hippo

"Aku memohon kepada-Mu, Allahku, izinkan aku mengenal dan mencintai-Mu sehingga aku berbahagia didalam Engkau. Dan meskipun aku tidak bisa melakukan ini secara lengkap dalam hidup ini, izinkan aku memperbaiki diri hari demi hari sampai aku dapat melakukannya dengan seutuhnya. Izinkan aku mengenal-Mu lebih dan lebih dalam kehidupan ini, sehingga aku dapat mengenal-Mu secara sempurna di surga O Allah yang benar, izinkan aku menerima kebahagiaan di surga,yang Engkau janjikan sehingga kebahagianku menjadi sempurna. Sementara ini, biarkan pikiranku memikirkannya, biarkan lidahku membicarakannya, biarkan hatiku merindukannya, biarkan mulutku mengatakannya, biarkan jiwaku merasa lapar setelahnya, biarkan dagingku merasa haus setelahnya, biarkan keseluruhan keberadaanku merindukannya, sampai waktunya tiba aku masuk melalui kematian ke dalam kegembiraan Tuhan-ku, yang berlanjut selamanya,  dalam dunia tanpa akhir. Amin." (St Agustinus dari Hippo, 354-430)

Menjadi seperti Yesus

“Kalau kita sedang dalam proses ‘menjadi seperti Yesus’, kita akan memiliki kuasa-Nya dalam melayani. Kalau kita sedang TIDAK dalam proses ‘menjadi seperti Yesus’, kita tidak akan mempunyai kuasa-Nya dalam membimbing orang-orang mengenal Yesus. Maka dari itu, kita harus waspada. Jangan sampai kita kehilangan pengetahuan yang benar dan hubungan yang akrab dengan Tuhan”. - – Sammy Tippit, dalam Worthy of Worship

Pengenalan akan Tuhan

“Generasi ini memerlukan orang-orang yang mempunyai kepribadian Kristen yang kuat. Kuncinya ialah mengenal Allah dengan benar. Semakin kita mengenal Dia, semakin kita akan mengasihi Dia. Semakin kita mengasihi Dia, semakin kita akan mematuhi Dia. Kehidupan yang dijalani berdasarkan pengenalan akan Tuhan akan menghasiikan kepatuhan dan kuasa dalam melayani”. – Sammy Tippit, dalam Worthy of Worship

Kediaman Hati yang Sejati

Sekarang pikirkanlah: Mengapa sebagai manusia kita terus-menerus mengejar sesuatu? Mengapa kita merasa harus menaklukkan gunung-gunung yang belum terdaki dan berseluncur di lereng-lereng yang sangat terjal? Mengapa kita mengarungi jeram yang paling sulit dan berbahaya, serta menantang kekuatan alam? Sebagian karena hasrat kita untuk berpetualang dan mencari kesenangan, tetapi ada yang lebih dari itu. Yang saya maksud adalah naluri terhadap Allah yang telah tertanam dalam diri kita. Tidak bisa tidak, kita ingin menemukan Allah. Di balik semua hasrat kita, ada kerinduan yang mendalam akan Allah. Tentu saja kita tidak menyadari hal itu. Yang kita tahu hanyalah bahwa kita merindukan sesuatu. “Anda tidak tahu apa yang sebenarnya Anda inginkan,” kata Mark Twain, “tetapi Anda begitu menginginkannya sampai setengah mati rasanya.” Allah adalah kediaman hati kita yang sejati. Agustinus, sang bapa gereja, pernah menyatakan dalam kutipannya yang sangat terkenal: “Engkau telah menc...

Prasyarat Melihat Keajaiban Firman

Hal kedua yang kita pelajari dari ayat (Mazmur 119:17-18) ini adalah bahwa tidak seorang pun dapat melihat keajaiban-keajaiban ini untuk apa keajaiban-keajaiban itu sesungguhnya tanpa bantuan supernatural Allah. “Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu.” Jika Allah tidak menyingkapkan mata kita, kita tidak akan melihat keajaiban Firman. Kita tidak secara alamiah dapat melihat keindahan rohani. Ketika kita membaca Alkitab tanpa bantuan Allah, kemuliaan Allah dalam pengajaran-pengajaran dan peristiwa-peristiwa Alkitab bagaikan matahari yang bersinar di wajah seorang yang buta. Bukan berarti Anda tidak dapat menafsirkan arti permukaannya, tetapi Anda tidak dapat melihat keajaiban, keindahan, kemuliaannya sedemikian rupa sehingga Alkitab memenangkan hati Anda. Sumber, John Piper, Singkapkanlah Mataku Agar Aku Melihat, www.desiringgod.org

Rel-rel Paralel Untuk Jalur Jiwa KIta

Sementara kita memulai tahun ......., tujuan Allah bagi kita adalah agar kita ditaruh pada jalur kereta dua rel dalam arah kekudusan, kasih, misi dan sorga. Kedua jalur rel kereta ini adalah doa di hadapan takhta Allah dan perenungan akan Firman Allah. Kita bergabung dengan Allah Bapa dalam meninggikan supremasi kemuliaan-Nya melalui Tuhan kita Yesus Kristus, dalam kuasa Roh Kudus, dengan menghargai semua yang Allah adalah, mengasihi semua yang Ia kasihi, berdoa untuk seluruh maksud-maksud-Nya, merenungkan seluruh Firman-Nya, dan ditopang oleh seluruh anugerah-Nya. Berdoa di hadapan takhta Allah dan merenungkan Firman Allah adalah seperti rel-rel yang sejajar yang memampukan jalan jiwa kita tetap pada jalurnya yang membawa kepada kekudusan dan sorga. Kita perlu memperbarui semangat kita untuk berdoa dan merenungkan Alkitab pada awal tahun. Segala sesuatu menjadi tua dan lapuk serta lemah tanpa penyalaan kembali dan pembaruan serta restorasi. Maka selama Minggu Doa, setiap tahun...

Jangan lewatkan Petualangannya

Saya menyukai Yeremia 29:11 ketika Tuhan berkata, "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu  ... yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." Saya senang merenungkan ayat ini. Saya senang merenung tentang Allah yang merancang suatu rencana khusus untuk hidup saya. Saya ingin kebenaran ini meresap ke dalam jiwa saya. Allah memiliki rencana, hari depan dan harapan untuk kita masing-masing, dengan nama kita sendiri di atasnya. Meskipun Allah tidak menjanjikan suatu kehidupan yang bebas dari masalah atau sakit, Dia menjanjikan suatu kehidupan yang terlalu baik untuk dilewatkan. Tetapi, kita masih tidak akan pernah menemukan petualangan hidup itu - - sampai kita memercayakan diri kita pada bimbingan dan pimpinan-Nya! Allah mengenal kita dengan lebih baik daripada diri kita sendiri. Dia memahami kemampuan dan keterbatasan kita. Dia mengetahui persis apa kesu...

Janganlah Bersandar pada Pengertianmu Sendiri

Apa arti bagian kedua dari Amsal 3:5-6? Ketika Alkitab memerintahkan kita "janganlah bersandar pada pengertian kita sendiri," apakah itu berarti kita harus membuang jauh otak kita untuk tumbuh sebagai orang Kristen? Apakah ini berarti kita harus mengabaikan kecerdasan kita dan menganggap bahwa kita tidak memiliki pemahaman apa pun, bahwa kita tidak belajar apa pun sepanjang hidup kita? Tentu saja tidak. Tapi itu peringatan bagi kita untuk waspada terhadap reaksi refleksif manusiawi kita terhadap situasi kehidupan yang kompleks. Kita akui atau tidak, perspektif manusia selalu terbatas, dan intuisi alamiah selalu sedikit meragukan. Sejujurnya, kita semua akan mengacaukan hidup kita ke tingkat tertentu jika kita hanya mengikuti pemahaman kita sendiri. Kita membutuhkan masukan dari Allah dalam proses pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari-hari". - Bill Hybels, "Making Life Work: Trust God in Everything"

Bagaimana saya bisa tetap beriman pada saat krisis?

Anda harus menjaga dan memelihara kepercayaan Anda kepada Tuhan ketika Anda tidak berada dalam krisis. Jika kita menunggu sampai krisis melanda, kita tidak akan memiliki sumber daya atau kedalaman yang diperlukan untuk mempertahankan iman dengan baik.  Tumbuhkan keyakinan yang mendalam akan kasih dan kuasa Allah hari demi hari. Bangunlah kedisiplinan untuk bersekutu dengan Kristus setiap hari sehingga Anda terus bertumbuh. Bertumbuhlah agar ketika krisis melanda, akar Anda sudah menghunjam jauh ke dalam kasih karunia, sehingga serat pohon Anda akan kokoh. Maka Anda tidak akan serapuh begitu banyak orang Kristen lain ketika krisis melanda.  Masa baik cenderung akan meninabobokan kita sehingga kita tertidur atau tidak peduli secara spiritual seolah-olah iman kita akan dapat menghadapi situasi dengan sendirinya ketika krisis tiba, padahal tidak demikian halnya. Tetapi itulah sebabnya mengapa begitu banyak orang Kristen, bukannya membungkus dirinya di dalam Tuhan dengan k...

Dalam segala hal, kita bergantung sepenuhnya kepada Allah

"Kita harus bergantung kepada Allah untuk melakukan bagi kita apa yang tidak sanggup kita lakukan bagi diri kita sendiri. Dengan kadar yang sama, kita harus bergantung kepada-Nya untuk memampukan kita melakukan apa yang harus kita lakukan bagi diri sendiri. Petani harus memakai seluruh keterampilannya, pengalamannya, dan sumber daya alam untuk dapat menuai hasil panen. Tetapi, ia bergantung penuhnya pada kekuatan di luar dirinya. Sebagaimana yang kita saksikan, kekuatan alam itu —kelembaban, hama serangga, matahari — ada di bawah kontrol langsung yang berdaulat dari Allah. Petani bergantung kepada Allah untuk mengendalikan alam supaya membuahkan hasil panen. Namun, ia bergantung kepada Allah untuk memampukannya membajak, menanami, memupuk, dan mengolah itu dengan benar. Dari mana ia memperoleh keterampilan tersebut, kemampuan agar sanggup belajar dari pengalaman, sumber-sumber keuangan untuk membeli peralatan dan pupuk yang digunakannya? Dari mana asal kekuatan fisiknya un...

Rentetan dosa akibat kekuatiran

John Piper "Selama beberapa dekade saya  banyak belajar tentang peperangan melawan kekuatiran. Saya telah belajar, misalnya, bahwa kekuatiran adalah suatu kondisi hati yang me-munculkan banyak pikiran berdosa lainnya. Coba renungkan sejenak berapa banyak tindakan dan dosa yang timbul dari kekuatiran. Kekuatiran karena keuangan dapat menimbulkan dosa mengingini dan ketamakan dan menumpuk harta dan mencuri. Kekuatiran karena ingin berhasil menyelesaikan tugas tertentu dapat membuat Anda mudah marah dan tergesa-gesa dan bermuka masam. Kekuatiran dalam hubungan dapat membuat Anda menarik diri dan bersikap dingin dan tidak peduli pada orang lain. Kekuatiran karena memikirkan reaksi seseorang terhadap Anda dapat membuat Anda menutupi ke-benaran dan berbohong tentang banyak hal. Jadi, jika kekuatiran dapat ditaklukkan, kita sedang memukul telak banyak dosa lainnya". ~ John Piper, dalam Battling Unbelief (Ind) p. 23

Jika kita diciptakan oleh Allah...

"Jika kita diciptakan oleh Allah, berarti kita memiliki relasi dengan Allah. Apabila manusia dilihat sebagai seseorang yang sendiri dan terpisah dari Allah, maka manusia akan tetap sendiri dan tidak penting. Apabila kita bukan makhluk ciptaan yang diciptakan dan ada hubungannya dengan Allah, maka kita hanyalah suatu kebetulan yang terjadi di dunia ini. Apabila kita muncul dari suatu kebetulan dan kemudian berakhir pada suatu kesia-siaan, maka kita menjalani kehidupan antara dua titik kesia-siaan yang tiada artinya.." - R.C. Sproul, dalam Essential Truths of the Christian Faith, 1992.
“Perhatikanlah burung-burung gagak yang tidak menabur dan tidak menuai …. Namun demikian diberi makan oleh Allah” Lukas 12:24 "Jika Allah adalah Bapa sorgawi kita, marilah kita berperilaku sebagai anak-anak-Nya. Marilah kita bergantung kepada-Nya di dalam semua kekurangan dan kesulitan kita. Marilah kita meyakini bahwa Ia yang akan menyediakan kebutuhan kita, seperti anak-anak bergantung kepada orang tua mereka untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan mereka. Jika kita mengandalkan Allah untuk keselamatan, masakan kita tidak mengandalkan Dia untuk urusan kehidupan kita? Kita perlu berhati-hati menghindari ketidak-percayaan. Masakan Allah memberi makan burung-burung di udara tetapi anak-anak-Nya tidak diberi makan? Perhatikan bunga bakung; mereka tidak memintal, bahkan Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Masakan Allah mendandani bunga bakung, dan tidak mendandani anak- domba anak-domba-Nya? Bahkan orang fasik sekalipun turut m...

Jawaban Doa

Thomas Watson Tatkala kita berdoa kepada Bapa kita "dengan tidak jemu-jemu" (Luk 18:1), sorga tidak mungkin tertutup. Di dalam iman, sekalipun kita mungkin belum menerima apa yang kita doakan, kita percaya Allah akan mengaruniakan, dan kita bersedia menunggu saat-Nya. Jika kita tidak menerima jawaban, kita dapat terus mengetuk dengan keyakinan jawaban akan diberikan. Orang percaya menebar jala doa hingga menjaring kemurahan. Kesabaran dalam doa tidak lebih dari perpanjangan iman. Allah siap mendengar dan menjawab doa-doa kita (Mzm. 65:3). Ia mendengar doa meskipun Ia tidak segera menjawabnya. Apabila Ia mengaruniakan kita sebuah hati yang berdoa, dan menyulut afeksi doa, ini sendiri merupakan jawaban atas doa". -  Thomas Watson (1620-1686), dalam "The Lord’s Prayer"

Kesetiaan Allah

"Kemarin Allah telah menolong kita, sebab kalau tidak, kita tidak berada di sini. Seperti Nabi Samuel, kita dapat mendirikan mezbah peringatan tentang kesetiaan Allah. Samuel menamakan batu peringatan itu EBENHAEZAR -- sampai di sini Tuhan telah menolong kita. Dan seperti Abraham, kita dapat memandang ke depan dan mengetahui bahwa Allah akan terus menolong kita. Abraham menamakan batu peringatannya JEHOVAH JIREH -- Tuhan akan memerhatikan kita. Jadi, Anda dan saya tidak perlu menyusahkan diri tentang waktu yang lalu dan cemas tentang hari yang akan datang, sebab Allah adalah Penolong kita yang tak pernah gagal". - Warren W. Wiersbe, dalam "Kekuatan untuk Menghadapi Masa Sukar"

"Lupakan semua hal yang di belakang kita"

"Satu masalah yang kita hadapi sebagai manusia adalah kelirunya fungsi ingatan. Terlalu sering kita ingat hal yang seharusnya kita lupakan, dan kita melupakan apa yang sebenarnya harus kita ingat. Allah  berkata: "Dosa-dosamu dan kejahatan-kejahatanmu tidak Aku ingat lagi." Tetapi banyak orang Kristen hidup tertekan karena mengingat dosa-dosa yang sudah Allah lupakan. Paulus berkata: "Lupakan semua hal yang di belakang kita", akan tetapi begitu banyak orang yang saya jumpai masih terikat pada kegagalan dan kesalahan dalam waktu yang lampau. Mintalah kepada Allah ingatan yang lemah, kalau itu mengenai dosa di waktu yang lalu yang sudah Allah ampuni, kubur, dan lupakan Sebaliknya, mintalah kepada Allah ingatan yang kuat, mengenai pertolongan yang telah Dia berikan kepada Anda pada tahun-tahun yang lalu dalam hidup Anda. Karena alasan-alasan tertentu, kita melupakan kemurahan dan berkat masa lalu; dan oleh sebab itu, kita merasa kurang gairah pada masa seka...

Hidup dalam iman

"Banyak orang mengira bahwa kehidupan orang Kristen dimulai dengan iman dalam Kristus, tetapi dilanjutkan berdasarkan kekuatan kita sendiri. Hal ini tidak benar. Kita telah diselamatkan karena iman dan kita akan hidup di dalam iman. Jika Kristus dapat melakukan yang terberat yakni menyelamatkan jiwa kita dari penghukuman, maka tentulah Dia dapat melakukan hal-hal yang lebih mudah, misalnya memelihara kita dan menyediakan kebutuhan kita tiap hari". - Warren W. Wiersbe, dalam "Kekuatan untuk Menghadapi Masa Sukar"

Kekhawatiran

Dalam pelayanan, sering saya harus pergi ke kota lain. Setelah saya memasuki pesawat dan mengenakan sabuk pengaman, maka saya santai dan menyerahkan seluruh penerbangan itu kepada Allah dan pilot. Saya tidak akan mencoba untuk menerbangkan pesawat itu sendiri. Semua kekhawatiran dan ketakutan saya tidak akan dapat mengubah apa pun dalam pesawat itu. Kehidupan kita juga seperti itu. Anda telah percaya Kristus sebagai Juru Selamat dan Anda telah menjadi milik-Nya. Istirahatlah dalam Dia. Jangan mencoba menerbangkan pesawat -- serahkan saja kepada Kristus dan biarkan kasih setia-Nya menaungi Anda". - Warren W. Wiersbe, dalam The Bumps are What You Climb On

Disiplin

"Disiplin-disiplin yang Allah inginkan untuk membawa kita masuk dalam hadirat kemuliaan-Nya dan mengubah kita untuk menjadi serupa dengan gambar Anak-Nya, bagi sebagian besar diantara kita, hanya tinggal rutinitas saja -- tidak lagi dipikirkan, tidak lagi diusahakan, tidak memberikan buah kecuali hanya sekedar untuk memenuhi tanggung jawab. Jika demikian, maka kita sama sekali tidak mungkin memperlengkapi diri untuk bisa hidup bagi Kerajaan-Nya di dunia ini". - T.M. Moore, dalam Disciplines of Grace

Disiplin dan Rutinitas

Baik rutinitas maupun kedisiplinan, keduanya sangat penting dalam hidup kita. Namun, dua hal itu jelas tidak sama. Permasalahan timbul ketika kita mengizinkan hal yang disiplin menjadi semacam rutinitas saja. Ketika hal itu terjadi, maka disiplin yang kita terapkan, tidak hanya tidak menghasilkan apa yang kita inginkan tapi juga membuat disiplin menjadi sesuatu yang berat, menjengkelkan dan membosankan. Kita mungkin setia melakukan disiplin tersebut, namun tidak dengan cara sebagaimana seharusnya disiplin itu dirancang dan tentu saja, tidak banyak hasil yang diperoleh dari usaha yang kita lakukan itu. Masalah ini menjadi hal yang serius, khususnya dalam area kehidupan rohani, yaitu ketika mempraktikkan anugerah disiplin, kita izinkan menjadi sesuatu yang tidak lebih dari sekedar rutinitas rohani belaka. - T.M. Moore, dalam Disciplines of Grace

Bagaimana seharusnya berdoa

Doa penting sekali, tetapi Alkitab dengan jujur mengatakan kepada kita, bahwa kita sebenarnya tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa. Ini jujur sekali. Siapa yang mengetahui bagaimana seharusnya berdoa? Kita selalu hanya minta-minta kalau berdoa, meminta menurut kemauan kita sendiri. Dalam berdoa kita mau supaya Tuhan menyesuaikan dengan kehendak kita. Ada suatu cerita tentang sepasang suami-istri di provinsi Shantung di Cina. Suami-istri ini hidup dari menjual kain dengan berkeliling, karena mereka tidak mempunyai toko. Setiap akhir tahun mereka mempunyai kebiasaaan berlutut di hadapan Tuhan dan berdoa, "Oh Tuhan, saya berterima kasih kepadaMu, karena Engkau sudah memberkati kami sehingga untung 100 bal kain. Tuhan, saya minta tahun depan beri saya keuntungan 200 bal kain." Sebelum doanya selesai si istri memotong, "Tuhan, jangan dengar doa suami saya, dengar doa saya. Kalau tahun ini Tuhan beri keuntungan 100 bal kain, tahun depan juga sama, 100 bal saja cukup...

Aspek terpenting kekristenan

"Selama Anda menyangka bahwa Anda berharga bagi-Nya, Dia tidak dapat memilih Anda karena Anda mempunyai maksud-maksud sendiri untuk melayani. Akan tetapi, jika Anda mau mempersilakan Dia membawa Anda sampai ke batas akhir pengandalan diri Anda, barulah Dia dapat memilih Anda untuk pergi bersama Dia “ke Yerusalem” (Lukas 18:3 1). Dan itu berarti penggenapan maksud-maksud yang tidak dibahas-Nya dengan Anda. Kita cenderung berkata bahwa karena seseorang mempunyai kemampuan bawaan (lahiriah), dia akan menjadi orang Kristen yang baik. Masalahnya bukanlah soal “kelengkapan” kita, melainkan kepapaan kita; bukan apa yang kita bawa, melainkan apa yang ditaruhkan Allah ke dalam kita; bukan soal kebaikan lahiriah, atau kekuatan watak, pengetahuan, atau pengalaman  — semua itu tidak berguna dalam hal ini. Satu-satunya hal yang berharga ialah diikutsertakan dalam maksud tujuan Allah yang ditetapkan-Nya dan dijadikan sahabat-Nya (lihat 1 Kor. 1:26-31). Persahabatan Allah adalah denga...

Kesaksian: Kehadiran-Nya memulihkan

Desember lalu adalah Natal kelima yang harus saya lewati bersama ketiga anak saya yang masih kecil-kecil. Lima tahun sudah suami saya meninggalkan Tuhan dan menelantarkan saya dan anak-anak demi kehidupan barunya dengan wanita lain. Selengkapnya >>

Rahasia Pertumbuhan Gereja dan Alkitab

SUATU ketika di sebuah konferensi pendeta, seorang rekan pendeta  bertanya kepada saya, "Apa sebenarnya yang menjadi rahasia kekuatan  dan pertumbuhan gereja yang Anda gembalakan, yaitu Grace Community  Church?"  "Rahasia pertumbuhan gereja adalah memberikan pengajaran firman Tuhan  yang jelas dan kuat kepada jemaat," jawab saya.  Tapi saya sangat terkejut ketika dia membalas, "Jangan main-main!  Saya sudah mencobanya dan tidak berhasil. Katakan pada saya yang  sebenarnya, apa rahasianya?"  Saya cukup mengenal rekan pendeta itu dan saya berani berkata bahwa  jika Anda bertanya kepadanya apakah ia percaya pada doktrin kecukupan  Alkitab ( sufficiency of Scripture ), maka ia akan menjawab ya. Namun,  apa yang ia akui untuk dipercaya tidak sejalan dengan filosofi  pelayanannya. Ia beranggapan bahwa untuk membangun gereja yang  efektif, diperlukan trik-trik tertentu, sebuah strategi yang berdaya  cipta, a...

"Kamu adalah bait Allah"

Dalam 1Korintus 3:16, Paulus mengemukakan pertanyaan, "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?" (1Kor 3:16). Maksudnya adalah bahwa bait Allah itu sangat suci dan "Anda adalah bait itu. Ini adalah metafora yang sangat luar biasa  dan memandang manusia dengan sangat tinggi. Bagi sebagian dari kita, pandangan ini mungkin terlalu tinggi. Apa yang dikatakan dalam ayat itu, mungkin sulit untuk kita penuhi -- terutama dalam lingkungan kerja. Meski begitu, nilai yang dimiliki orang Kristen di dunia ini terletak pada hubungan istimewa mereka dengan Tuhan. Itulah pekerjaan yang dimaksudkan Alkitab. Untuk itulah Kristus mati. Lebih jauh lagi, kita perlu bertanya pada diri sendiri mengenai kegiatan yang dilakukan  dalam bait ini, di tempat yang sebenarnya adalah milik Tuhan. Siapa lagi yang tinggal di dalamnya? Apakah bait kita hanyalah sekadar bangunan sejarah atau tempat untuk menyembah dan bersaksi? Lebih dalam lagi, ...

Sebagai Murid - menjadi tujuan hidup kristiani

Karakter orang Kristen sesungguhnya adalah sebagai murid. Ini merupakan tujuan hidup -- berdasar sikap rendah hati yang rindu untuk mengenal dengan lebih dalam tentang orang yang diikutinya. Bagi sebagian besar dari kita, kerja bisa menjadi lingkungan yang keras -- serta merupakan tempat di mana kita semua melakukan kesalahan. Aturan pertama untuk semua murid adalah mengakui bahwa orang lain mungkin benar dan dia bisa saja salah. Perkataan spontan, situasi yang tak terduga, rekan kerja yang tidak mau menolong adalah beberapa hal yang bisa menyebabkan perilaku kita tidak mencerminkan Kristus. Kita perlu ingat bahwa apa yang sedang kita pelajari adalah tentang kebesaran dan kemampuan Tuhan dalam mengatasi setiap tantangan-tantangan hidup kita. Orang lain perlu (beberapa orang ingin) untuk belajar dari kita. Banyak orang tidak membaca Alkitab. Dalam kehidupan kerja kita, kita tidak selalu mendengarnya dalam perkataan yang ditujukan untuk Filipus, "Tuan, kami ingin bertemu ...

Hamba Tuhan berbeda dengan Pengajar

Hamba Tuhan berbeda dengan guru pengajar yang tinggal mengajar berdasarkan kurikulum. Hamba Tuhan menyampaikan BERITA Allah, KEHENDAK Allah, dan PENGETAHUAN Allah. Dan semua itu, selain membutuhkan persiapan yang saksama dan bertanggung jawab, juga komunikasi intensif dengan Dia. Hal ini tidak saja membutuhkan waktu banyak, tapi juga konsentrasi dan ketaatan yang meminta pengorbanan! Kalau guru pengajar sudah memiliki pedoman buku pelajaran yang ditetapkan oleh atasan, tidaklah demikian dengan hamba Tuhan yang perlu menggali sampai dalam, melalui pengalaman-pengalaman hamba Tuhan lainnya, para penulis buku- buku yang tetap memegang kebenaran "yang dari semula", juga pengalaman hidup kita sendiri dengan Tuhan, karena bukankah kita seharusnya menyampaikan apa yang telah "kita dengar dan alami sendiri dari Tuhan"? Melalui pengalaman ini, yang kita peroleh kalau kita bersedia untuk menerima pahit getir hidup, dengan menelan garam untuk diperbudak dan diperalatnya ...

"Bertekun dalam doa berimplikasi .....

"Bertekun dalam doa berimplikasi bahwa Anda datang kepada Allah dalam doa, selalu putus asa dan selalu bersukacita. Maksud saya adalah doa merupakan kesempatan untuk bertemu Allah dengan membawa sakit hati dan ketakutan Anda yang paling dalam. Namun doa adalah juga kesempatan untuk bertemu Allah dengan membawa sukacita dan ucapan syukur Anda yang paling tinggi. Bantal yang Anda gunakan untuk menopang lutut Anda ketika menaikkan doa setiap hari ke hadapan Allah Bapa, akan menjadi bantal yang berlumuran dengan noda air mata. Sekalipun demikian, karena Allah adalah Allah yang mendengar doa, maka Anda akan bersama dengan Rasul Paulus mengatakan, “berdukacita, namun senantiasa bersukacita” (2 Korintus 6:10). Dan sering kali sukacita itu akan mengalahkan beban-beban dunia berdosa ini – sebagaimana seharusnya – dan membuat Anda ingin melompat penuh sukacita. Bapa ingin bertemu dengan Anda pada saat-saat seperti itu juga. Bertekunlah dalam doa dalam keadaan putus asa maupun dalam ke...

Manfaat doa: Hidup adalah peperangan

"Kebutuhan dalam kehidupan pribadi Anda, dalam keluarga Anda, dalam gereja Anda maupun gereja-gereja lain, dalam program misi dunia, dan dalam budaya kita secara keseluruhan sangatlah besar dan mendesak. Dalam banyak kasus, terjadi pertaruhan kekuatan antara sorga dan neraka, kepercayaan atau ketidakpercayaan, hidup dan mati. Ingatlah betapa dalam Roma 9:2 Rasul Paulus mengungkapkan dukacita dan kesedihannya bagi kaum sebangsanya yang akan binasa dan betapa dalam Roma 10:1 ia berdoa untuk mereka dengan sungguh-sungguh, “Saudara-saudara, keinginan hati dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan.” Keselamatan dipertaruhkan ketika kita berdoa. Anda takkan memahami manfaat doa sampai kemudian Anda tahu bahwa hidup adalah peperangan. Salah satu rintangan terbesar bagi kita untuk berdoa adalah fakta bahwa hampir sepanjang waktu, rutinitas kehidupan kita berjalan lancar-lancar saja. Garis depan peperangan berada jauh di luar sana, sedangkan di sini, di dalam lingkungan ...

Alasan berdoa

"Alasan ketiga untuk berdoa adalah karena Allah bertindak ketika kita berdoa. Allah dapat melakukan banyak hal dalam waktu lima detik saja, jauh lebih banyak daripada yang dapat kita lakukan dalam waktu lima tahun. Oh, betapa saya telah memahami hal ini selama bertahun-tahun. Sungguh menakjubkan bagi saya untuk berulang kali menundukkan kepala dan memohon kepada Allah ketika saya mempersiapkan khotbah, atau selama menghadapi krisis konseling, atau selama mendengarkan sebuah kesaksian, atau selama melakukan rapat perencanaan, dan selama menantikan terobosan demi terobosan yang tidak pernah muncul sebelum saya berdoa. Betapa pentingnya pelajaran yang didapat jika saya merasa cemas dan ingin segera bekerja karena begitu banyak yang harus saya lakukan sehingga saya tidak tahu bagaimana saya dapat menyelesaikannya; namun saya memaksa diri saya untuk dapat berpikir secara realistis dan alkitabiah, dan menyediakan waktu untuk berlutut dalam doa sebelum mulai bekerja; maka sementara...

Kita dikelilingi oleh kematian.

"Kita dikelilingi oleh kematian. Ketika kita melintasi padang rumput kehidupan, kematian bersembunyi di mana-mana – di sebelah belakang, di kiri, di kanan, di depan, di mana pun di tengah rumput yang bergoyang-goyang. Sebelumnya saya melihat kematian hanya ada di sana dan di sini. Cahaya terlalu terang. Di sini dalam cahaya yang redup, kematian menampakkan dirinya: guru, rekan kerja, anak-anak dari teman-teman, bibi, paman, ibu, ayah, para komponis yang musiknya saya dengar, para pemazmur yang perkataannya saya kutip, para filsuf yang tulisannya saya baca, para tukang kayu yang rumah buatannya kini saya tempati. Semua yang ada di sekitar saya merupakan jejak dan kenangan akan orang-orang yang telah meninggal. Kita hidup di tengah orang-orang yang telah mati higga kita sendiri bergabung dengan mereka". –Nicholas Wolterstorff, Ratapan bagi Seorang Putra

Tiga Bahaya Yang Perlu Dihindari

MESKIPUN kehidupan modern bisa sangat sibuk dan menyulitkan, namun bahaya terbesar bukanlah ketidaknyamanan material atau waktu. Seseorang bisa melakukan pekerjaan fisik selama dua belas jam sehari, enam hari seminggu selama hidupnya dan tidak mengalami dampak buruknya. Bahkan, orang itu bisa lebih sehat karena semua itu. Akan tetapi, tekanannya mental -- seperti yang dialami dalam pekerjaan pada umumnya dan kita semua alami -- dampak negatif pada tubuh bisa sangat besar. Jadi, jangan mengabaikan bahaya fisik dari kesibukan, tetapi ingatlah ancaman terbesarnya bersifat  rohani . Ketika kita menjadi sangat sibuk, kita menempatkan jiwa kita dalam bahaya. Tantangannya bukan hanya sekadar membuat beberapa kebiasaan buruk hilang. Tantangannya adalah tidak membiarkan kehidupan rohani kita terabaikan. Bahaya yang ada sangat serius dan bisa bertambah serius. Dan, kita semua tidak berada dalam kondisi aman seperti yang dipikirkan. Bahaya pertama adalah kesibukan bisa merusak sukacita...