Skip to main content

Kutipan Mutiarakata dari Fulton Sheen (1)



”Penderitaan tanpa cinta adalah penderitaan atau neraka. Penderitaan dengan cinta adalah pengorbanan. Cinta tidak memiliki kekuatan untuk membunuh penderitaan atau memusnahkannya, tapi cinta memiliki kekuatan untuk mengurangi penderitaan.”—Fulton Sheen, dari buku “Life is Worth Living”



“Sesal terhadap dosa adalah tujuan untuk mengabaikan ego. Ini sulit dilakukan. Terkadang hal tersebut seperti  dikuliti hidup-hidup, mengupas dosa dan membuangnya, mengambil tujuan perbaikan diri yang teguh…Saya percaya bahwa sebagian besar orang menyesal terhadap dosa mereka bukan karena mereka sangat takut kehilangan surga dan takut akan neraka, melainkan karena mereka telah melukai Tuhan kita. Kendati demkian, Saliblah yang menunjukkan dimensi dosa. Tak ada seorangpun yang melihat dosa dengan seksama dalam ketelanjangannya sampai ia memahami tentang penebusan.”-  Fulton Sheen



Toleransi hanya berlaku pada orang-orang, tidak pernah pada prinsip. Intoleransi hanya berlaku pada prinsip, tidak pernah pada orang-orang. Kita harus toleran kepada orang-orang karena mereka manusia; kita harus intoleran terhadap prinsip-prinsip karena mereka bersifat ilahi. Kita harus toleran terhadap orang yang bersalah, karena ketidaktahuan dapat menyesatkan mereka; tapi kita tidak boleh intoleran terhadap kesalahan, karena Kebenaran bukan buatan kita, tapi milik Allah. Karenanya Gereja dalam sejarahnya… selalu menyambut bidat kembali ke dalam harta karun jiwa-jiwanya, tapi tidak pernah menyambut kesesatan ke dalam harta karun kebijaksanaannya.” – Fulton J Sheen



“Kita tidak bisa seperti St. Bernard yang memiliki 12 langkah menuju kerendahan hati yang sempurna (Saya yakin bahwa sesegera mungkin anda mencapai langkah ke 12, anda akan sangat bangga bahwa anda seorang yang rendah hati).”-  Fulton Sheen



Seringkali hanya ada satu cara Tuhan yang baik dapat masuk ke dalam sejumlah hati adalah dengan mematahkannya.” ~  Fulton J. Sheen

Comments

Popular posts from this blog

Doa St Agustinus dari Hippo

"Aku memohon kepada-Mu, Allahku, izinkan aku mengenal dan mencintai-Mu sehingga aku berbahagia didalam Engkau. Dan meskipun aku tidak bisa melakukan ini secara lengkap dalam hidup ini, izinkan aku memperbaiki diri hari demi hari sampai aku dapat melakukannya dengan seutuhnya. Izinkan aku mengenal-Mu lebih dan lebih dalam kehidupan ini, sehingga aku dapat mengenal-Mu secara sempurna di surga O Allah yang benar, izinkan aku menerima kebahagiaan di surga,yang Engkau janjikan sehingga kebahagianku menjadi sempurna. Sementara ini, biarkan pikiranku memikirkannya, biarkan lidahku membicarakannya, biarkan hatiku merindukannya, biarkan mulutku mengatakannya, biarkan jiwaku merasa lapar setelahnya, biarkan dagingku merasa haus setelahnya, biarkan keseluruhan keberadaanku merindukannya, sampai waktunya tiba aku masuk melalui kematian ke dalam kegembiraan Tuhan-ku, yang berlanjut selamanya,  dalam dunia tanpa akhir. Amin." (St Agustinus dari Hippo, 354-430)

Iman adalah.....

"Iman adalah keyakinan bahwa Tuhan itu nyata dan bahwa Tuhan itu baik ... Ini adalah pilihan untuk percaya bahwa Dia yang menjadikan semuanya tidak akan meninggalkan kita dan bahwa Dia tetap mengirimkan terang ke dalam kegelapan kita dan merespon uluran tangan iman kita. Iman adalah keyakinan bahwa Tuhan akan melakukan apa yang benar. Tuhan berkata bahwa semakin situasi Anda tidak berdaya --helpless,  semakin Anda dekat pada kelepasan--Nya. Semakin besar kekhawatiran Anda, semakin tekun doa Anda. Semakin gelap ruangan, semakin besar kebutuhan akan terang. Pertolongan Tuhan dekat dan selalu tersedia, tetapi hanya diberikan kepada mereka yang mencarinya. “Allah Bapa, tolonglah kami memperbaharui komitmen kami kepada-Mu, untuk melepaskan segalanya dan untuk dimiliki dan dimiliki oleh-Mu. Kami rindu untuk menyerahkan diri kepada-Mu sehingga kami boleh tahu kemerdekaan Kudus yang tersedia bagi kami hanya melalui kasih karunia-Mu. ” Oleh Max Lucado

Kerendahan hati

 "Kerendahan hati harus menyertai semua tindakan kita, harus bersama kita di mana-mana; karena segera setelah kita bermegah dalam perbuatan baik kita, itu tidak lagi bernilai bagi kemajuan kita dalam kebajikan." ~Agustinus (354 - 430)