SUATU ketika di sebuah konferensi pendeta, seorang rekan pendeta bertanya kepada saya, "Apa sebenarnya yang menjadi rahasia kekuatan dan pertumbuhan gereja yang Anda gembalakan, yaitu Grace Community Church?"
"Rahasia pertumbuhan gereja adalah memberikan pengajaran firman Tuhan yang jelas dan kuat kepada jemaat," jawab saya.
Tapi saya sangat terkejut ketika dia membalas, "Jangan main-main! Saya sudah mencobanya dan tidak berhasil. Katakan pada saya yang sebenarnya, apa rahasianya?"
Saya cukup mengenal rekan pendeta itu dan saya berani berkata bahwa jika Anda bertanya kepadanya apakah ia percaya pada doktrin kecukupan Alkitab (sufficiency of Scripture), maka ia akan menjawab ya.
Namun, apa yang ia akui untuk dipercaya tidak sejalan dengan filosofi pelayanannya. Ia beranggapan bahwa untuk membangun gereja yang efektif, diperlukan trik-trik tertentu, sebuah strategi yang berdaya cipta, atau sebuah metodologi yang lebih "up-to-date". Ia mencoba menambah ketidakcukupan firman Tuhan yang ia bayangkan. Mungkin tanpa menyadarinya, ia telah menyimpulkan bahwa Alkitab saja tidaklah cukup untuk menjadi sumber dalam pelayanan, dan ia mencari sesuatu yang lain untuk menutupi ketidakcukupan itu.
Pemimpin Kristen lain dikutip pernah mengatakan bahwa ia yakin tidak akan pernah ada kebangunan rohani di Amerika kalau kita tidak memiliki orang-orang Kristen di Kongres Amerika. Ia akhirnya meninggalkan kependetaannya dan sekarang bekerja untuk mengusahakan orang-orang Kristen terpilih menjadi anggota Kongres. Ia beranggapan bahwa ia dapat mencapai keberhasilan melalui politik lebih daripada yang bisa ia capai melalui mengajarkan firman Tuhan. Ia mungkin
berani mempertaruhkan hidupnya bagi kebenaran firman, namun karena satu dan lain hal, ia tidak percaya bahwa mengajarkan firman Tuhan saja kepada jemaat dapat memberikan pengaruh sebesar melakukan aksi politik.
Dapatkah politik mencapai keberhasilan rohani yang tidak dapat dicapai oleh Alkitab? Pada zaman Nehemia, adalah firman Tuhan yang mendorong kebangunan rohani bagi bangsa Israel (Nehemia 8). Apakah firman Tuhan kini kurang efektif dibanding dulu? Jelas bahwa rekan saya tadi secara verbal menegaskan otoritas, potensi, dan kecukupan Alkitab. Tapi pada praktiknya, ia telah menyerah pada pencipta tren yang merasa bahwa kita membutuhkan sesuatu yang lebih.
Saya lihat tren yang sama semakin banyak memengaruhi gereja, bahkan yang sudah solid. Pendeta beralih mencari pertolongan pada buku-buku teori manajemen sekuler. Mereka justru memandang CEO non-Kristen sebuah perusahaan multinasional sebagai teladan -- seolah-olah model bisnis sekuler memberikan panduan yang lebih penting untuk membangun Kerajaan Allah daripada firman Tuhan. Tapi ingat, dunia bisnis telah dikuasai untuk mencari "image" dan keuntungan, bukan kebenaran.
Sayangnya, gereja sudah menyerap prioritas yang salah itu. Para pemimpin Kristen sepertinya terobsesi untuk meningkatkan pertumbuhan gereja dengan akal manusia. Sering kali, mereka lebih familiar dengan teori manajemen yang sekarang ada daripada teologi alkitabiah.
Padahal, firman Tuhan berkata bahwa Tuhanlah yang menambah jemaat gereja (Kis. 2:47), bukan manusia. Kristus mengatakan bahwa Ia akan membangun gereja-Nya (Mat. 16:18). Alat yang benar untuk mengembangkan gereja semuanya bersifat supernatural, karena gereja itu supernatural. Mengapa kita harus memakai metodologi manusiawi untuk apa yang Tuhan lakukan bagi pembangunan Gereja-Nya?
Saya yakin bahwa orang-orang Kristen yang mencari sumber di luar firman Tuhan untuk strategi pelayanan pasti pada akhirnya, secara tidak sadar, bertentangan dengan pekerjaan Kristus.
Kita tidak perlu mencari hikmat dunia yang busuk untuk memberikan pencerahan atau jawaban baru bagi masalah-masalah spiritual. Jawaban yang paling dapat dipercaya bagi kita ada di Alkitab.
Hal itu benar, tidak hanya dalam bidang konseling saja, namun juga dalam bidang-bidang lain, seperti penginjilan, pertumbuhan rohani, kepemimpinan gereja, dan bidang- bidang lain yang harus dipahami oleh orang Kristen untuk dapat melayani secara efektif. Injil adalah satu-satunya cetak biru/(rancangan) yang sempurna untuk semua pelayanan yang sejati.
Mereka yang membangun gereja menurut dasar yang lain berarti sedang mendirikan sebuah struktur bangunan yang tidak akan diterima oleh sang Arsitek Agung.
(John MacArthur, Jr, dalam Our Sufficiency in Christ, Ch Bible-Believing Doubters, sabda.org)
Comments
Post a Comment