Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2017

"Bertekun dalam doa berimplikasi .....

"Bertekun dalam doa berimplikasi bahwa Anda datang kepada Allah dalam doa, selalu putus asa dan selalu bersukacita. Maksud saya adalah doa merupakan kesempatan untuk bertemu Allah dengan membawa sakit hati dan ketakutan Anda yang paling dalam. Namun doa adalah juga kesempatan untuk bertemu Allah dengan membawa sukacita dan ucapan syukur Anda yang paling tinggi. Bantal yang Anda gunakan untuk menopang lutut Anda ketika menaikkan doa setiap hari ke hadapan Allah Bapa, akan menjadi bantal yang berlumuran dengan noda air mata. Sekalipun demikian, karena Allah adalah Allah yang mendengar doa, maka Anda akan bersama dengan Rasul Paulus mengatakan, “berdukacita, namun senantiasa bersukacita” (2 Korintus 6:10). Dan sering kali sukacita itu akan mengalahkan beban-beban dunia berdosa ini – sebagaimana seharusnya – dan membuat Anda ingin melompat penuh sukacita. Bapa ingin bertemu dengan Anda pada saat-saat seperti itu juga. Bertekunlah dalam doa dalam keadaan putus asa maupun dalam ke...

Manfaat doa: Hidup adalah peperangan

"Kebutuhan dalam kehidupan pribadi Anda, dalam keluarga Anda, dalam gereja Anda maupun gereja-gereja lain, dalam program misi dunia, dan dalam budaya kita secara keseluruhan sangatlah besar dan mendesak. Dalam banyak kasus, terjadi pertaruhan kekuatan antara sorga dan neraka, kepercayaan atau ketidakpercayaan, hidup dan mati. Ingatlah betapa dalam Roma 9:2 Rasul Paulus mengungkapkan dukacita dan kesedihannya bagi kaum sebangsanya yang akan binasa dan betapa dalam Roma 10:1 ia berdoa untuk mereka dengan sungguh-sungguh, “Saudara-saudara, keinginan hati dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan.” Keselamatan dipertaruhkan ketika kita berdoa. Anda takkan memahami manfaat doa sampai kemudian Anda tahu bahwa hidup adalah peperangan. Salah satu rintangan terbesar bagi kita untuk berdoa adalah fakta bahwa hampir sepanjang waktu, rutinitas kehidupan kita berjalan lancar-lancar saja. Garis depan peperangan berada jauh di luar sana, sedangkan di sini, di dalam lingkungan ...

Alasan berdoa

"Alasan ketiga untuk berdoa adalah karena Allah bertindak ketika kita berdoa. Allah dapat melakukan banyak hal dalam waktu lima detik saja, jauh lebih banyak daripada yang dapat kita lakukan dalam waktu lima tahun. Oh, betapa saya telah memahami hal ini selama bertahun-tahun. Sungguh menakjubkan bagi saya untuk berulang kali menundukkan kepala dan memohon kepada Allah ketika saya mempersiapkan khotbah, atau selama menghadapi krisis konseling, atau selama mendengarkan sebuah kesaksian, atau selama melakukan rapat perencanaan, dan selama menantikan terobosan demi terobosan yang tidak pernah muncul sebelum saya berdoa. Betapa pentingnya pelajaran yang didapat jika saya merasa cemas dan ingin segera bekerja karena begitu banyak yang harus saya lakukan sehingga saya tidak tahu bagaimana saya dapat menyelesaikannya; namun saya memaksa diri saya untuk dapat berpikir secara realistis dan alkitabiah, dan menyediakan waktu untuk berlutut dalam doa sebelum mulai bekerja; maka sementara...

Kita dikelilingi oleh kematian.

"Kita dikelilingi oleh kematian. Ketika kita melintasi padang rumput kehidupan, kematian bersembunyi di mana-mana – di sebelah belakang, di kiri, di kanan, di depan, di mana pun di tengah rumput yang bergoyang-goyang. Sebelumnya saya melihat kematian hanya ada di sana dan di sini. Cahaya terlalu terang. Di sini dalam cahaya yang redup, kematian menampakkan dirinya: guru, rekan kerja, anak-anak dari teman-teman, bibi, paman, ibu, ayah, para komponis yang musiknya saya dengar, para pemazmur yang perkataannya saya kutip, para filsuf yang tulisannya saya baca, para tukang kayu yang rumah buatannya kini saya tempati. Semua yang ada di sekitar saya merupakan jejak dan kenangan akan orang-orang yang telah meninggal. Kita hidup di tengah orang-orang yang telah mati higga kita sendiri bergabung dengan mereka". –Nicholas Wolterstorff, Ratapan bagi Seorang Putra

Tiga Bahaya Yang Perlu Dihindari

MESKIPUN kehidupan modern bisa sangat sibuk dan menyulitkan, namun bahaya terbesar bukanlah ketidaknyamanan material atau waktu. Seseorang bisa melakukan pekerjaan fisik selama dua belas jam sehari, enam hari seminggu selama hidupnya dan tidak mengalami dampak buruknya. Bahkan, orang itu bisa lebih sehat karena semua itu. Akan tetapi, tekanannya mental -- seperti yang dialami dalam pekerjaan pada umumnya dan kita semua alami -- dampak negatif pada tubuh bisa sangat besar. Jadi, jangan mengabaikan bahaya fisik dari kesibukan, tetapi ingatlah ancaman terbesarnya bersifat  rohani . Ketika kita menjadi sangat sibuk, kita menempatkan jiwa kita dalam bahaya. Tantangannya bukan hanya sekadar membuat beberapa kebiasaan buruk hilang. Tantangannya adalah tidak membiarkan kehidupan rohani kita terabaikan. Bahaya yang ada sangat serius dan bisa bertambah serius. Dan, kita semua tidak berada dalam kondisi aman seperti yang dipikirkan. Bahaya pertama adalah kesibukan bisa merusak sukacita...

Hamba Tuhan dan Khotbah

"Aku merasa heran terhadap diriku, bagaimana aku bisa berkhotbah dengan sikap yang dingin tanpa perasaan dan bagaimana aku bisa bersikap apatis terhadap mereka yang sedang berada di dalam belenggu dosa? Seharusnya aku mendatangi mereka dan memohon dengan sangat agar mereka demi kasih Tuhan bertobat.... Aku sering turun dari mimbar dengan hati nurani yang tidak tenang, karena merasa khotbahku tadi kurang sungguh-sungguh dan kurang semangat. Aku tidak mempersalahkan diri karena kurang fasih dalam berkata-kata dan aku juga tidak menyalahkan diri karena tidak menggunakan kata-kata yang tepat, tapi aku sering bertanya pada diri sendiri, 'bagaimana kamu bisa bersikap demikian di dalam menyampaikan masalah besar yang mempunyai kaitan mati dan hidupnya manusia, bukankah seharusnya aku menangis untuk mereka dan membiarkan air mataku menyela khotbahku? Bukankah seharusnya aku berteriak dengan kesungguhan untuk mengatakan dosa dan kesalahan mereka dan dengan sangat memohon seperti seor...

Kesombongan

"Tiap dosa yang pernah kita lakukan adalah akibat dari si "aku" yang keras dan yang tak mau dihancurkan, yang menunjukkan sikap sombong. Kita tak akan mengalami damai melalui darah Tuhan Yesus sebelum kita bersedia menginsafi sumber dari tiap dosa, lalu berbalik kepada penyesalan yang ikhlas dengan kerendahan diri".  - Roi & Revel Hession, the Calvary Road

Penghiburan terbesar dari Tuhan

Salah satu penghiburan yang terbesar dari Tuhan bagi umat-Nya adalah bahwa mereka selamanya tidak akan pernah terpisahkan dari-Nya. ....Ia mengingatkan mereka akan kekekalan natur-Nya, kebesaran kuasa-Nya, ketidakberubahan-Nya, dan hikmat-Nya yang tidak terbatas. Inilah yang Allah kerjakan untuk orang-orang yang meletakkan pengharapannya pada Tuhan. Ia akan mengaruniakan kekuatan baru; mereka bagaikan rajawali yang terbang tinggi dengan kekuatan sayapnya; mereka akan berlari tanpa menjadi lesu, dan mereka akan berjalan tanpa lelah. Sebagai jawaban atas rasa takut yang dialami umat-Nya, Allah berkata, "Yakub, hamba-Ku, janganlah takut. Aku telah memilih engkau sejak kekekalan. Engkau merasa dirimu tandus, tidak berguna, kering, dan layu. Aku akan mengubah semuanya dengan memberikan Roh-Ku kepadamu. Kau akan mengerti bahwa engkau adalah milik-Ku dan Aku adalah Tuhan dan Rajamu, Penebusmu, sejak kekekalan." Sama sekali bukanlah suatu kesombongan jika kita percaya bahwa A...

Pemahaman Alkitab

"Pemahaman Alkitab pribadi adalah sarana anugerah yang sangat penting bagi orang Kristen. Itu adalah hak istimewa dan kewajiban kita semua. Dalam anugerah-Nya dan kebaikan-Nya kepada kita, Allah tidak saja menyediakan guru-guru yang berkarunia dalam gereja-Nya untuk menolong kita. Ia juga menyediakan Roh Kudus-Nya sendiri untuk menerangi Firman-Nya dan untuk menunjukkan penerapan-Nya kepada kehidupan kita. Allah memberkati pengajaran sehat dan studi yang rajin". - RC Sproul, dalam "Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen"

Tiga Bahaya yang Perlu Dihindari

Meskipun kehidupan modern bisa sangat sibuk dan menyulitkan, namun bahaya terbesar bukanlah ketidaknyamanan material atau waktu. Seseorang bisa melakukan pekerjaan fisik selama dua belas jam sehari, enam hari seminggu selama hidupnya dan tidak mengalami dampak buruknya. Bahkan, orang itu bisa lebih sehat karena semua itu. Akan tetapi, tekanannya mental -- seperti yang dialami dalam pekerjaan pada umumnya dan kita semua alami -- dampak negatif pada tubuh bisa sangat besar. Jadi, jangan mengabaikan bahaya fisik dari kesibukan, tetapi ingatlah ancaman terbesarnya bersifat rohani. Ketika kita menjadi sangat sibuk, kita menempatkan jiwa kita dalam bahaya. Tantangannya bukan hanya sekadar membuat beberapa kebiasaan buruk hilang. Tantangannya adalah tidak membiarkan kehidupan rohani kita terabaikan. Bahaya yang ada sangat serius dan bisa bertambah serius. Dan, kita semua tidak berada dalam kondisi aman seperti yang dipikirkan. Bahaya pertama adalah kesibukan bisa merusak sukacita kita. I...

Keteduhtenangan

Cinta akan kehormatan membuat kita gelisah, letih lesu. Itulah yang membuat kehidupan orang yang selalu berjuang demi kehormatan itu menjadi begitu menyedihkan. Ia selalu kuatir kalau-kalau ia tidak akan dipandang atau diperhatikan, kalau-kalau ia gagal membuat hal yang mengesankan, gagal meraih keberhasilan dan di atas segalanya gagal maju. Kegelisahan yang sedikit banyak ia sadari itu memenuhi jiwanya sepanjang waktu. Orang yang memiliki keberanian untuk direndahkan dan tidak diperhatikan, bebas dari kekuatiran yang menggerogoti tersebut. Ia benar-benar mengalami ketenangan yang telah Yesus janjikan bagi orang yang lemah lembut. Ia menemukan ketenangan di dalam kenyataan bahwa orang tidak menganggap dia lebih tinggi dari apa adanya. Biasanya orang memang suka salah anggap. Ia menyadarinya karena ia telah memiliki keberanian untuk memandang dirinya di bawah terang yang benar. Ia sering merasa sedih bila menyadari bahwa orang telah menaksir dia lebih tinggi sehingga mau ...

Pengtahuan dan Spiritualitas

"Kita harus ingat bahwa pengetahuan adalah satu hal dan perkara spiritual adalah hal lain. Semua doktrin, pengajaran, teologi, dan pengetahuan tidak banyak berguna jika hal itu hanya mengalir dari satu orang ke orang lain. Pertumbuhan sejati bergantung pada penerimaan kita akan firman langsung dari Tuhan. Tuhan menggunakan Roh-Nya untuk melakukan pekerjaanNya, dan Dia ingin untuk berbicara kepada kita. Karena itu, jika tujuan kita membaca Kitab Suci semata-mata untuk pengetahuan, itu sungguh menyedihkan. Jika begini, kita sudah selesai. Nilai sebenarnya dari Kitab Suci adalah bahwa Tuhan dapat berbicara kepada manusia melalui mereka.  Jika kita ingin berguna di tangan Tuhan, kita harus disapa oleh Tuhan. Apakah bangunan kita bersifat rohani bergantung pada apakah Tuhan telah berbicara kepada kita atau tidak. Pengetahuan dan doktrin tidak punya guna spiritual. Hanya Tuhan yang berbicara di dalam kita yang bernilai spiritual WachmanNee dlm the Glorius Church  p p

Alkitab

Alkitab dapat dipahami secara rohani. Karena itu kita perlu datang kepada Alkitab dengan rendah hati, hormat, dan penuh harap. Kita perlu mengakui bahwa kebenaran-kebenaran yang dinyatakan di dalam Alkitab masih terkunci dan termeterai sampai Roh kudus membukakannya bagi kita dan membukakan pikiran kita untuk kebenaran tersebut. Allah menyembunyikan kebenaran-Nya dari orang berhikmat dan orang pandai, dan menyatakannya kepada `bayi-bayi`, yaitu mereka yang dengan rendah hati dan hormat datang kepada-Nya. Jadi, sebelum kita, para pengkhotbah, membuat persiapan; sebelum warga jemaat mendengarkan, sebelum seseorang atau sekelompok orang mulai membaca Alkitab dalam masing-masing situasi ini, kita harus berdoa agar Roh Kudus memberikan penerangan-Nya: "Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu." (Mazmur 119:18) Maka pasti Dia akan melakukannya ". - John RW Stoot, dalam Alkitab: Buku untuk Masa Kini