Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2017
“Perhatikanlah burung-burung gagak yang tidak menabur dan tidak menuai …. Namun demikian diberi makan oleh Allah” Lukas 12:24 "Jika Allah adalah Bapa sorgawi kita, marilah kita berperilaku sebagai anak-anak-Nya. Marilah kita bergantung kepada-Nya di dalam semua kekurangan dan kesulitan kita. Marilah kita meyakini bahwa Ia yang akan menyediakan kebutuhan kita, seperti anak-anak bergantung kepada orang tua mereka untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan mereka. Jika kita mengandalkan Allah untuk keselamatan, masakan kita tidak mengandalkan Dia untuk urusan kehidupan kita? Kita perlu berhati-hati menghindari ketidak-percayaan. Masakan Allah memberi makan burung-burung di udara tetapi anak-anak-Nya tidak diberi makan? Perhatikan bunga bakung; mereka tidak memintal, bahkan Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Masakan Allah mendandani bunga bakung, dan tidak mendandani anak- domba anak-domba-Nya? Bahkan orang fasik sekalipun turut m...

Jawaban Doa

Thomas Watson Tatkala kita berdoa kepada Bapa kita "dengan tidak jemu-jemu" (Luk 18:1), sorga tidak mungkin tertutup. Di dalam iman, sekalipun kita mungkin belum menerima apa yang kita doakan, kita percaya Allah akan mengaruniakan, dan kita bersedia menunggu saat-Nya. Jika kita tidak menerima jawaban, kita dapat terus mengetuk dengan keyakinan jawaban akan diberikan. Orang percaya menebar jala doa hingga menjaring kemurahan. Kesabaran dalam doa tidak lebih dari perpanjangan iman. Allah siap mendengar dan menjawab doa-doa kita (Mzm. 65:3). Ia mendengar doa meskipun Ia tidak segera menjawabnya. Apabila Ia mengaruniakan kita sebuah hati yang berdoa, dan menyulut afeksi doa, ini sendiri merupakan jawaban atas doa". -  Thomas Watson (1620-1686), dalam "The Lord’s Prayer"

Kesetiaan Allah

"Kemarin Allah telah menolong kita, sebab kalau tidak, kita tidak berada di sini. Seperti Nabi Samuel, kita dapat mendirikan mezbah peringatan tentang kesetiaan Allah. Samuel menamakan batu peringatan itu EBENHAEZAR -- sampai di sini Tuhan telah menolong kita. Dan seperti Abraham, kita dapat memandang ke depan dan mengetahui bahwa Allah akan terus menolong kita. Abraham menamakan batu peringatannya JEHOVAH JIREH -- Tuhan akan memerhatikan kita. Jadi, Anda dan saya tidak perlu menyusahkan diri tentang waktu yang lalu dan cemas tentang hari yang akan datang, sebab Allah adalah Penolong kita yang tak pernah gagal". - Warren W. Wiersbe, dalam "Kekuatan untuk Menghadapi Masa Sukar"

"Lupakan semua hal yang di belakang kita"

"Satu masalah yang kita hadapi sebagai manusia adalah kelirunya fungsi ingatan. Terlalu sering kita ingat hal yang seharusnya kita lupakan, dan kita melupakan apa yang sebenarnya harus kita ingat. Allah  berkata: "Dosa-dosamu dan kejahatan-kejahatanmu tidak Aku ingat lagi." Tetapi banyak orang Kristen hidup tertekan karena mengingat dosa-dosa yang sudah Allah lupakan. Paulus berkata: "Lupakan semua hal yang di belakang kita", akan tetapi begitu banyak orang yang saya jumpai masih terikat pada kegagalan dan kesalahan dalam waktu yang lampau. Mintalah kepada Allah ingatan yang lemah, kalau itu mengenai dosa di waktu yang lalu yang sudah Allah ampuni, kubur, dan lupakan Sebaliknya, mintalah kepada Allah ingatan yang kuat, mengenai pertolongan yang telah Dia berikan kepada Anda pada tahun-tahun yang lalu dalam hidup Anda. Karena alasan-alasan tertentu, kita melupakan kemurahan dan berkat masa lalu; dan oleh sebab itu, kita merasa kurang gairah pada masa seka...

Hidup dalam iman

"Banyak orang mengira bahwa kehidupan orang Kristen dimulai dengan iman dalam Kristus, tetapi dilanjutkan berdasarkan kekuatan kita sendiri. Hal ini tidak benar. Kita telah diselamatkan karena iman dan kita akan hidup di dalam iman. Jika Kristus dapat melakukan yang terberat yakni menyelamatkan jiwa kita dari penghukuman, maka tentulah Dia dapat melakukan hal-hal yang lebih mudah, misalnya memelihara kita dan menyediakan kebutuhan kita tiap hari". - Warren W. Wiersbe, dalam "Kekuatan untuk Menghadapi Masa Sukar"

Kekhawatiran

Dalam pelayanan, sering saya harus pergi ke kota lain. Setelah saya memasuki pesawat dan mengenakan sabuk pengaman, maka saya santai dan menyerahkan seluruh penerbangan itu kepada Allah dan pilot. Saya tidak akan mencoba untuk menerbangkan pesawat itu sendiri. Semua kekhawatiran dan ketakutan saya tidak akan dapat mengubah apa pun dalam pesawat itu. Kehidupan kita juga seperti itu. Anda telah percaya Kristus sebagai Juru Selamat dan Anda telah menjadi milik-Nya. Istirahatlah dalam Dia. Jangan mencoba menerbangkan pesawat -- serahkan saja kepada Kristus dan biarkan kasih setia-Nya menaungi Anda". - Warren W. Wiersbe, dalam The Bumps are What You Climb On

Disiplin

"Disiplin-disiplin yang Allah inginkan untuk membawa kita masuk dalam hadirat kemuliaan-Nya dan mengubah kita untuk menjadi serupa dengan gambar Anak-Nya, bagi sebagian besar diantara kita, hanya tinggal rutinitas saja -- tidak lagi dipikirkan, tidak lagi diusahakan, tidak memberikan buah kecuali hanya sekedar untuk memenuhi tanggung jawab. Jika demikian, maka kita sama sekali tidak mungkin memperlengkapi diri untuk bisa hidup bagi Kerajaan-Nya di dunia ini". - T.M. Moore, dalam Disciplines of Grace

Disiplin dan Rutinitas

Baik rutinitas maupun kedisiplinan, keduanya sangat penting dalam hidup kita. Namun, dua hal itu jelas tidak sama. Permasalahan timbul ketika kita mengizinkan hal yang disiplin menjadi semacam rutinitas saja. Ketika hal itu terjadi, maka disiplin yang kita terapkan, tidak hanya tidak menghasilkan apa yang kita inginkan tapi juga membuat disiplin menjadi sesuatu yang berat, menjengkelkan dan membosankan. Kita mungkin setia melakukan disiplin tersebut, namun tidak dengan cara sebagaimana seharusnya disiplin itu dirancang dan tentu saja, tidak banyak hasil yang diperoleh dari usaha yang kita lakukan itu. Masalah ini menjadi hal yang serius, khususnya dalam area kehidupan rohani, yaitu ketika mempraktikkan anugerah disiplin, kita izinkan menjadi sesuatu yang tidak lebih dari sekedar rutinitas rohani belaka. - T.M. Moore, dalam Disciplines of Grace

Bagaimana seharusnya berdoa

Doa penting sekali, tetapi Alkitab dengan jujur mengatakan kepada kita, bahwa kita sebenarnya tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa. Ini jujur sekali. Siapa yang mengetahui bagaimana seharusnya berdoa? Kita selalu hanya minta-minta kalau berdoa, meminta menurut kemauan kita sendiri. Dalam berdoa kita mau supaya Tuhan menyesuaikan dengan kehendak kita. Ada suatu cerita tentang sepasang suami-istri di provinsi Shantung di Cina. Suami-istri ini hidup dari menjual kain dengan berkeliling, karena mereka tidak mempunyai toko. Setiap akhir tahun mereka mempunyai kebiasaaan berlutut di hadapan Tuhan dan berdoa, "Oh Tuhan, saya berterima kasih kepadaMu, karena Engkau sudah memberkati kami sehingga untung 100 bal kain. Tuhan, saya minta tahun depan beri saya keuntungan 200 bal kain." Sebelum doanya selesai si istri memotong, "Tuhan, jangan dengar doa suami saya, dengar doa saya. Kalau tahun ini Tuhan beri keuntungan 100 bal kain, tahun depan juga sama, 100 bal saja cukup...

Aspek terpenting kekristenan

"Selama Anda menyangka bahwa Anda berharga bagi-Nya, Dia tidak dapat memilih Anda karena Anda mempunyai maksud-maksud sendiri untuk melayani. Akan tetapi, jika Anda mau mempersilakan Dia membawa Anda sampai ke batas akhir pengandalan diri Anda, barulah Dia dapat memilih Anda untuk pergi bersama Dia “ke Yerusalem” (Lukas 18:3 1). Dan itu berarti penggenapan maksud-maksud yang tidak dibahas-Nya dengan Anda. Kita cenderung berkata bahwa karena seseorang mempunyai kemampuan bawaan (lahiriah), dia akan menjadi orang Kristen yang baik. Masalahnya bukanlah soal “kelengkapan” kita, melainkan kepapaan kita; bukan apa yang kita bawa, melainkan apa yang ditaruhkan Allah ke dalam kita; bukan soal kebaikan lahiriah, atau kekuatan watak, pengetahuan, atau pengalaman  — semua itu tidak berguna dalam hal ini. Satu-satunya hal yang berharga ialah diikutsertakan dalam maksud tujuan Allah yang ditetapkan-Nya dan dijadikan sahabat-Nya (lihat 1 Kor. 1:26-31). Persahabatan Allah adalah denga...

Kesaksian: Kehadiran-Nya memulihkan

Desember lalu adalah Natal kelima yang harus saya lewati bersama ketiga anak saya yang masih kecil-kecil. Lima tahun sudah suami saya meninggalkan Tuhan dan menelantarkan saya dan anak-anak demi kehidupan barunya dengan wanita lain. Selengkapnya >>

Rahasia Pertumbuhan Gereja dan Alkitab

SUATU ketika di sebuah konferensi pendeta, seorang rekan pendeta  bertanya kepada saya, "Apa sebenarnya yang menjadi rahasia kekuatan  dan pertumbuhan gereja yang Anda gembalakan, yaitu Grace Community  Church?"  "Rahasia pertumbuhan gereja adalah memberikan pengajaran firman Tuhan  yang jelas dan kuat kepada jemaat," jawab saya.  Tapi saya sangat terkejut ketika dia membalas, "Jangan main-main!  Saya sudah mencobanya dan tidak berhasil. Katakan pada saya yang  sebenarnya, apa rahasianya?"  Saya cukup mengenal rekan pendeta itu dan saya berani berkata bahwa  jika Anda bertanya kepadanya apakah ia percaya pada doktrin kecukupan  Alkitab ( sufficiency of Scripture ), maka ia akan menjawab ya. Namun,  apa yang ia akui untuk dipercaya tidak sejalan dengan filosofi  pelayanannya. Ia beranggapan bahwa untuk membangun gereja yang  efektif, diperlukan trik-trik tertentu, sebuah strategi yang berdaya  cipta, a...

"Kamu adalah bait Allah"

Dalam 1Korintus 3:16, Paulus mengemukakan pertanyaan, "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?" (1Kor 3:16). Maksudnya adalah bahwa bait Allah itu sangat suci dan "Anda adalah bait itu. Ini adalah metafora yang sangat luar biasa  dan memandang manusia dengan sangat tinggi. Bagi sebagian dari kita, pandangan ini mungkin terlalu tinggi. Apa yang dikatakan dalam ayat itu, mungkin sulit untuk kita penuhi -- terutama dalam lingkungan kerja. Meski begitu, nilai yang dimiliki orang Kristen di dunia ini terletak pada hubungan istimewa mereka dengan Tuhan. Itulah pekerjaan yang dimaksudkan Alkitab. Untuk itulah Kristus mati. Lebih jauh lagi, kita perlu bertanya pada diri sendiri mengenai kegiatan yang dilakukan  dalam bait ini, di tempat yang sebenarnya adalah milik Tuhan. Siapa lagi yang tinggal di dalamnya? Apakah bait kita hanyalah sekadar bangunan sejarah atau tempat untuk menyembah dan bersaksi? Lebih dalam lagi, ...

Sebagai Murid - menjadi tujuan hidup kristiani

Karakter orang Kristen sesungguhnya adalah sebagai murid. Ini merupakan tujuan hidup -- berdasar sikap rendah hati yang rindu untuk mengenal dengan lebih dalam tentang orang yang diikutinya. Bagi sebagian besar dari kita, kerja bisa menjadi lingkungan yang keras -- serta merupakan tempat di mana kita semua melakukan kesalahan. Aturan pertama untuk semua murid adalah mengakui bahwa orang lain mungkin benar dan dia bisa saja salah. Perkataan spontan, situasi yang tak terduga, rekan kerja yang tidak mau menolong adalah beberapa hal yang bisa menyebabkan perilaku kita tidak mencerminkan Kristus. Kita perlu ingat bahwa apa yang sedang kita pelajari adalah tentang kebesaran dan kemampuan Tuhan dalam mengatasi setiap tantangan-tantangan hidup kita. Orang lain perlu (beberapa orang ingin) untuk belajar dari kita. Banyak orang tidak membaca Alkitab. Dalam kehidupan kerja kita, kita tidak selalu mendengarnya dalam perkataan yang ditujukan untuk Filipus, "Tuan, kami ingin bertemu ...

Hamba Tuhan berbeda dengan Pengajar

Hamba Tuhan berbeda dengan guru pengajar yang tinggal mengajar berdasarkan kurikulum. Hamba Tuhan menyampaikan BERITA Allah, KEHENDAK Allah, dan PENGETAHUAN Allah. Dan semua itu, selain membutuhkan persiapan yang saksama dan bertanggung jawab, juga komunikasi intensif dengan Dia. Hal ini tidak saja membutuhkan waktu banyak, tapi juga konsentrasi dan ketaatan yang meminta pengorbanan! Kalau guru pengajar sudah memiliki pedoman buku pelajaran yang ditetapkan oleh atasan, tidaklah demikian dengan hamba Tuhan yang perlu menggali sampai dalam, melalui pengalaman-pengalaman hamba Tuhan lainnya, para penulis buku- buku yang tetap memegang kebenaran "yang dari semula", juga pengalaman hidup kita sendiri dengan Tuhan, karena bukankah kita seharusnya menyampaikan apa yang telah "kita dengar dan alami sendiri dari Tuhan"? Melalui pengalaman ini, yang kita peroleh kalau kita bersedia untuk menerima pahit getir hidup, dengan menelan garam untuk diperbudak dan diperalatnya ...