Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2017

Kutipan Mutiarakata dari Fulton Sheen (1)

”Penderitaan tanpa cinta adalah penderitaan atau neraka. Penderitaan dengan cinta adalah pengorbanan. Cinta tidak memiliki kekuatan untuk membunuh penderitaan atau memusnahkannya, tapi cinta memiliki kekuatan untuk mengurangi penderitaan.” —Fulton Sheen, dari buku “Life is Worth Living” “Sesal terhadap dosa adalah tujuan untuk mengabaikan ego. Ini sulit dilakukan. Terkadang hal tersebut seperti  dikuliti hidup-hidup, mengupas dosa dan membuangnya, mengambil tujuan perbaikan diri yang teguh…Saya percaya bahwa sebagian besar orang menyesal terhadap dosa mereka bukan karena mereka sangat takut kehilangan surga dan takut akan neraka, melainkan karena mereka telah melukai Tuhan kita. Kendati demkian, Saliblah yang menunjukkan dimensi dosa. Tak ada seorangpun yang melihat dosa dengan seksama dalam ketelanjangannya sampai ia memahami tentang penebusan.”-  Fulton Sheen “ Toleransi hanya berlaku pada orang-orang, tidak pernah pada prinsip. Intoleransi hanya berlaku pada pri...

Kutipan Mutiarakata dari Fulton Sheen (2)

“Prinsip-prinsip moral tidak tergantung pada keputusan mayoritas. Salah adalah salah, bahkan bila semua orang salah. Benar adalah benar, bahkan ketika tidak seorangpun yang benar.” “Bagaimana Allah akan menghakimi hidupku, aku tidak tahu, tapi aku percaya Ia akan melihatku dengan kerahiman dan belas kasih. Aku hanya yakin akan ada tiga kejutan di surga. Pertama, aku akan melihat beberapa orang yang tidak pernah kuharapkan untuk kulihat. Kedua, akan ada sejumlah orang yang aku harapkan yang tidak ada di sana. Dan – bahkan bergantung pada kerahiman Allah – kejutan terbesarnya adalah bahwa bisa saja aku akan berada di sana. Ketika catatan tentang kehidupan manusia ditulis, ada tiga pasang mata yang melihatnya dalam terang yang berbeda. 1. Seperti aku melihatnya. 2. Seperti orang lain melihatnya. 3. Seperti Allah melihatnya.” “Dalam setiap persahabatan hati bertumbuh dan bergabung bersama, sehingga dua hati tampak menjadi satu hati dengan satu pikiran bersama. Itulah alasannya me...

Kasih (Bapa) yang tidak bersyarat

ALLAH setiap waktu mengasihi Anda tanpa syarat. Beberapa orang mungkin mempercayai bahwa kasih Allah hanya berlaku dalam kondisi tertentu. Saat anak yang terhilang ingin kembali pada bapanya, dia berpikir bahwa dirinya bisa kembali sebagai hamba dalam rumah dan ladangnya. Dia akan mengatakan pada bapanya bahwa dia tidak layak lagi disebut sebagai anak, tetapi dia dapat melayani bapanya. Ini adalah pengakuan klasik dari seorang Kristen yang berada di bawah hukum Taurat: “Bapa, aku telah berdosa! Aku tidak layak lagi untuk menjadi anak-Mu, tetapi jika Engkau mau mengampuni aku lagi, aku akan melayani-Mu dan bekerja lebih keras untuk-Mu.” Saat anak itu semakin mendekat ke rumahnya, bapanya telah melihat dia dari kejauhan dan bapanya berlari menyambutnya! Dia bersukacita karena mendapatkan kembali anaknya dan menciumnya. Anak itu tidak sempat mengutarakan maksudnya. Bapanya tidak mempermasalahkan apakah anak itu mau bekerja keras atau tidak – dia hanya bahagia karena anaknya te...

Kekristenan, ekspresi dari kehidupan Kristus

Kekristenan bukanlah sebuah tiruan dari kehidupan Kristus. Kekristenan adalah ekspresi dari kehidupan-Nya. Saat seseorang berfokus pada menirukan Kristus, dia akan terobsesi dengan melakukan yang benar dan menghindari yang salah. Jelas sekali, seorang Kristen haruslah melakukan yang benar dan menghindari yang salah tetapi banyak orang di gereja modern sepertinya memutarbalikkan urutannya. Alkitab tidak pernah menyarankan agar kita bertindak dengan cara tertentu agar menjadi orang benar. Segala usaha untuk mencapai kebenaran melalui perilaku kita hanya akan menuju kepada kebenaran pribadi. Saat seseorang menerima Kristus, ia diberi nature (kodrat ilahi) dari Yesus itu sendiri. Petrus mengatakan bahwa kita telah “mengambil bagian dalam kodrat ilahi” (2 Petrus 1:4). Seorang Kristen tidak perlahan-lahan semakin menjadi orang benar – ia telah diberi anugerah kebenaran dalam pribadi Kristus! 2 Korintus 5:21 mengatakan, “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dos...

Gaya Hidup dan Nilai-nilai

Gaya hidup kita tidaklah dibangun atas nilai-nilai – nilai Kekristenan atau yang lainnya. Kehidupan kita adalah Kristus: Saat kita tinggal di dalam Dia, kebenaran-Nya dinyatakan melalui sikap hidup kita. Bila terlepas dari Dia, perbuatan “baik” kita hanyalah sekedar kegiatan agama yang kosong. Yesus berkata, “Diluar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Kita dapat berkhotbah, berdoa, mengajar, bersaksi, memberi dan melakukan ratusan hal lainnya, sekalipun semua hal itu ditambahkan tetap saja tidak ada harganya di mata Allah bila kita tidak tinggal di dalam Kristus. Jangan terjebak dengan kehidupan yang berdasarkan nilai-nilai. Hiduplah oleh hidup-Nya. Peniru Kristus adalah agama kosong. Menjadi ekspresi dari Kristus adalah Kekristenan yang sejati. Sebuah tiruan tidak akan sebaik yang aslinya. Jangan puas hanya menjadi tiruan murahan. Tinggallah di dalam Dia! (Dr. Steve McVey, globalgracenews.org)

Kutipan dari St Agustinus dari Hippo

“Lebih mudah menginginkan sesuatu dari Tuhan dan bukan menginginkan Tuhan sendiri; seolah-olah Karunia atau hadiah lebih disukai daripada Sang Pemberi.” – St. Agustinus “Engkau ingin bangkit? Mulailah dengan turun ke bawah Engkau merencanakan membangun menara yang menembus awan? Letakkan dahulu fondasi kerendahan hati Kesombonganlah yang mengubah malaikat menjadi iblis Kerendahan hatilah yang membuat manusia sebagai malaikat.” – St. Augustinus

Kita tidak bisa hidup bila terpisah dari Kristus.

”Tuhan kita memiliki kekuatan untuk meletakkan kehidupan-Nya dan mengangkat-Nya kembali. Tapi kita tidak bisa memilih berapa lama kita akan hidup, dan kematian datang pada kita bahkan ketika hal tersebut bertentangan dengan kehendak kita. Kristus, dengan wafat-Nya, telah mengatasi kematian. Kebebasan kita dari kematian berasal dari kematian Kristus. Untuk menyelamatkan kita Kristus tidak memerlukan kita. Namun tanpa Kristus, kita tidak bisa melakukan apapun. Ia memberikan diri-Nya bagi kita seperti pokok anggur dan rantingnya; kita tidak bisa hidup bila terpisah dari Kristus.” – St. Agustinus dari Hippo

Doa St Agustinus dari Hippo

"Aku memohon kepada-Mu, Allahku, izinkan aku mengenal dan mencintai-Mu sehingga aku berbahagia didalam Engkau. Dan meskipun aku tidak bisa melakukan ini secara lengkap dalam hidup ini, izinkan aku memperbaiki diri hari demi hari sampai aku dapat melakukannya dengan seutuhnya. Izinkan aku mengenal-Mu lebih dan lebih dalam kehidupan ini, sehingga aku dapat mengenal-Mu secara sempurna di surga O Allah yang benar, izinkan aku menerima kebahagiaan di surga,yang Engkau janjikan sehingga kebahagianku menjadi sempurna. Sementara ini, biarkan pikiranku memikirkannya, biarkan lidahku membicarakannya, biarkan hatiku merindukannya, biarkan mulutku mengatakannya, biarkan jiwaku merasa lapar setelahnya, biarkan dagingku merasa haus setelahnya, biarkan keseluruhan keberadaanku merindukannya, sampai waktunya tiba aku masuk melalui kematian ke dalam kegembiraan Tuhan-ku, yang berlanjut selamanya,  dalam dunia tanpa akhir. Amin." (St Agustinus dari Hippo, 354-430)