*Hati Nurani*. "Tuhan telah memberi kita masing-masing hati nurani, kompas moral di dalam hati kita, mengingatkan Firman-Nya. Dalam diri orang yang berdosa atau merasa diri benar (self-righteous) hati nurani sampai taraf tertentu “mengeras.” Artinya, ia relatif tidak sensitif terhadap dosa atau self-righteous-nya. Tetapi pada orang Kristen yang bertumbuh, hati nurani menjadi semakin sensitif terhadap pelanggaran akan Firman Allah. Sebagai akibatnya, hati nurani kita terus mendakwa kita, menuduh kita bukan hanya dari dosa-dosa tertentu, tetapi, yang terlebih penting, dari penuh keberdosaan kita -- of our overall sinfulness. Kita semakin menyadari bahwa tindakan dosa tertentu hanyalah ekspresi hati kita yang masih jahat (still-wicked hearts)." ~Jerry Bridges, dalam The Gospel for Real Life
"Aku memohon kepada-Mu, Allahku, izinkan aku mengenal dan mencintai-Mu sehingga aku berbahagia didalam Engkau. Dan meskipun aku tidak bisa melakukan ini secara lengkap dalam hidup ini, izinkan aku memperbaiki diri hari demi hari sampai aku dapat melakukannya dengan seutuhnya. Izinkan aku mengenal-Mu lebih dan lebih dalam kehidupan ini, sehingga aku dapat mengenal-Mu secara sempurna di surga O Allah yang benar, izinkan aku menerima kebahagiaan di surga,yang Engkau janjikan sehingga kebahagianku menjadi sempurna. Sementara ini, biarkan pikiranku memikirkannya, biarkan lidahku membicarakannya, biarkan hatiku merindukannya, biarkan mulutku mengatakannya, biarkan jiwaku merasa lapar setelahnya, biarkan dagingku merasa haus setelahnya, biarkan keseluruhan keberadaanku merindukannya, sampai waktunya tiba aku masuk melalui kematian ke dalam kegembiraan Tuhan-ku, yang berlanjut selamanya, dalam dunia tanpa akhir. Amin." (St Agustinus dari Hippo, 354-430)
Comments
Post a Comment